Senin, 09 Juli 2012

Tugas Sosiologi Pembangunan


Pembangunan Fisik di Purwokerto Yang Sudah Signifikan


Deskripsi Singkat

Pembangunan Secara fisik di Kota ‘kripik’ Purwokerto 3 tahun terakhir ini dirasa sudah terlihat cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat diindikasikan oleh beberapa bangunan-bangunan baru yang telah berdiri megah serta tatanan kota yang sedikit demi sedikit telah dipugar untuk memberikan nilai estetika yang lebih pada kota Ini.
Secara detail dapat dicontohkan pada pembangunan-pembangunan yang tergolong massive dan Vital, seperti di bangunnya sebuah taman Kota pada Tahun 2011 silam di sisi selatan Purwokerto, taman kota ini sudah dicanangkan sejak lama yaitu sejak tahun 2006. Pembangunan Taman Kota ini diawali pada saat Terminal Kota yang lama dirasa telah kumuh dan hendak dipindahkan, maka pada saat itulah timbul sebuah usulan tentang sebuah taman kota sebagai gantinya. Pada tahun 2007, terminal telah selesai dipindahkan dan menjadi sebuah lahan kosong yang besar, konsep mulai dikerjakan dan pembangunan berjalan hingga pada tahun 2011 awal Taman Kota “Andang Pangrenan” resmi dibuka dan bisa diakses seluruh warga Purwokerto pada Khususnya dan warga Luar Kota pada Umumnya.
Contoh  kedua pada pembangunan fisik di Kota Purwokerto ini adalah tentang direnovasinya Jalan-Jalan Protokol di Purwokerto sendiri yang dilakukan secara besar-besaran pula. Contoh konkritnya adalah renovasi jalan Dr. Angka pada tahun 2009, jalan yang sebelumnya merupakan jalan yang dipenuhi dengan pepohonan besar dan rindang di sisi kanan kirinya kini telah berubah menjadi jalan besar yang mungkin pada awalnya terkesan gersang dan panas jika warga Purwokerto Melihat pertama kali, pasalnya jalan tersebut merupakan jalan di Purwokerto yang mungkin bisa dikatakan paling nyaman karena sebelumnya jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan yang berbentuk seperti lorong yang ditutup oleh rindangnya pohon, entah apa alasan Sang Bupati merubah pemandangan jalan tersebut, yang jelas keputusan tersebut nyatanya dapat terlaksana walaupun telah menjadi Kontroversial pada awalnya.
Contoh yang ketiga adalah pada alun-alun Purwokerto yang tadinya terkesan berantakan dengan semua pedagang kaki lima yang ada dan rumputnya tidak terawat, pada tahun 2009 telah dilaksanakan sebuah pembaharuan pada Alun-alun kota ini. Tindakan pertama dilakukan dengan menanam kembali rumput-rumput baru yang telah dipersiapkan khusus untuk mempercantik alun-alun kota ini, tak lupa juga dipasang banyak lampu spotlight di tengah alun-alun yang diharapkan dapat  menghidupkan kembali suasana alun-alun di malam hari Purwokerto, dipojok selatan Timur Alun-alun juga dipasang sebuah videotron yang megah yang berbentuk segi empat, sebelumnya video tron merupakan Layar Besar yang dibuat guna kepentingan komersil ( Advertisement ) ataupun kepentingan lainnya, jika di Semarang terdapat di Jln Pahlawan yang berbentuk segitiga. Videotron seperti ini semakin menambah cita rasa Kota Besar Di Alun-Alun Purwokerto Ini.
Kedepannya dari Pemberitaan yang beredar, khusus untuk sepanjang Jalan Jenderal sudirman dari Perempatan Palma sampai Alun-alun akan dibuat sebuah pusat Jual beli yang hampir serupa dengan Jalan Malioboro di Yogyakarta.
Tersebut tadi sedikit gambaran kecil pembangunan secara Fisik di kota kelahiran saya yaitu Kota Purwokerto yang diharapkan akan selalu membangun sarana-sarana Umum yang dapat lebih bermanfaat bagi Kabupaten Banyumas di segala aspek positif dan juga warga masyarakat Purwokerto pada Umumnya.

Alasan Memilih Fenomena Tersebut

Dalam tugas MID kali ini saya memutuskan untuk membuat wacana mengenai pembangunan fisik di kota saya sendiri ini karena dalam berjalannya pemerintahan di kota Purwokerto ini saya melihat telah ada gambaran sebuah contoh konkrit dari kajian mengenai teori-teori pembangunan yang telah dibahas dalam mata kuliah sosiologi pembangunan, terutama materi yang berkaitan dengan pembangunan secara fisik.
Di Kota Purwokerto ini sangat banyak pembaharuan dan penataan ulang fisik Kota yang cenderung berorientasi dan Fokus pada perubahan fisik saja tanpa ada perbaikan pada aspek-aspek lainnya selain fisik, secara detailnya telah digambarkan pada ulasan mengenai Pembangunan Purwokerto tersebut di atas.
Dalam pembangunan sarana Umum di Kota ini telah melewati tahap-tahap yang pro kontra antar pihak dimungkinkan ada sebuah ketidakseimbangan dalam aspek tertentu setelah dibangunnya sebuah sarana tersebut.








Teori-Teori yang Digunakan

    Dalam mencoba menganalisis Fenomena yang ada dan nyata di Kota Purwokerto ini, saya sebagai penulis menggunakan Teori Pembangunan Berkelanjutan yang diungkapkan oleh beberapa tokoh antara lain :
-    Martono (1995:2), menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan  adalah pembangunan yang didasari oleh pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan dan mempunyai ciri–ciri :
1.    Proses pembangunan berlangsung secara berkelanjutan dan didukung oleh sumber dengan kualitas lingkungan dan manusia yang semakin berkembang;
2.    Sumber daya alam terutama udara, air, dan tanah memiliki ambang batas, sehingga pemanfaatan secara berlebihan dapat mengurangi kualitas dan kuantitas sumber daya alam sehingga mengurangi kemampuannya dalam menopang pembangunan berkelanjutan dan menimbulkan gangguan pada keserasian hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya;
3.    Kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup, semakin baik mutu lingkungan semakin positif pengaruhnya pada kualitas hidup, turunnya tingkat kematian, dan lain–lain;
4.    Pola pembangunan sumber alam tidak menutup kemungkinan memilih peluang lain pada masa depan dalam menggunakan sumber alam;
5.    Pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang meningkatkan kesejahteraannya tanpa mengurangi kemungkinan bagi generasi masa depan meningkatkan kesejahteraannya.

Refleksi Teori ( Analisa Kasus dikaitkan Teori yang dipilih )

    Dari teori Pembangunan berkelanjutan yang mengungkapkan mengenai analisisnya terhadap Sebuah Pembangunan maka dapat disimpulkan sebuah garis besar dimana terdapat beberapa aspek inti yang harus diutamakan demi terciptanya sebuah keseimbangan dari hasil pembangunan yang dilakukan, antara lain pointnya adalah
1.    Aspek Ekonomi,
Dalam aspek ini berarti di dalam suatu pembangunan haruslah mempertimbangkan dari segi ekonomi, dalam artian ketika sebuah pembangunan telah selesai haruslah memberikan dampak yang positif  bagi perekonomian semua pihak yang berkecimpung dalam operasional pembangunan tersebut.
Dikaitkan dengan pembangunan yang ada di uraian yang terdapat di atas maka hal ini sudah cukup dipertimbangkan apabila melihat contoh yang pertama yaitu dengan dibangunnya taman kota maka hal tersebut dapat menambah pemasukan anggaran daerah kabupaten dengan adanya tarif retribusi yang per orangnya adalah Rp.2000. Selain pemasukan bagi daerah, dari warga sekitar juga mendapat penghasilan tambahan dari adanya icon kota yang cukup besar tersebut dengan membuka bermacam-macam usaha di sekitar area.
Berbeda halnya ketika melihat Pembaharuan Alun-alun Kota dan Jalan Dr.Angka, dapat saya katakan bahwa pembangunan ini tidak mengedepankan prinsip perekonomian warga, dikarenakan dalam kedua pembangunan tersebut itu justru menghilangkan secara total pedagang kaki lima yang ada di lokasi tersebut, entah kemana pedagang kaki lima tersebut pindah, namun secara pasti lokasi tersebut telah bersih dari penjual asongan maupun pedagang kaki lima.



2.    Aspek Sosial Budaya
Dalam aspek ini berarti dalam sebuah pelaksanaan pembangunan haruslah memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial budaya masyarakat di sekitar lokasi yang dibangun. Dalam kaitannya dengan penjabaran pembangunan di Purwokerto sudah sangat baik jika melihat contoh pada pembangunan Taman Kota. Taman Kota yang sebelumnya adalah merupakan sebuah Terminal besar di dalamnya terdapat kehidupan yang tidak sesuai dengan Nilai dan Norma masyarakat pada Umumnya, yaitu terdapat prostitusi yang hingga sampai pada setelah terminal dipindahkan kegiatan ini masih tetap berlangsung sampai setelah Proyek Taman Kota dibangun barulah kegiatan ini dihentikan dan pada akhirnya menjadikan kondisi sosial budaya di lokasi ini  sudah stabil kembali.
Di Jalan Dr.Angka justru menghilangkan sebuah kehidupan sosial budaya para Komunitas atau Klub motor yang pada malam minggu seringkali mengadakan kumpul-kumpul anggota di sepanjang pinggiran jalan Dr. Angka. Kini yang ada hanya sebuah jalan lebar yang hanya bertepikan trotoar kecil hanya untuk pejalan Kaki.

3.    Aspek Lingkungan
Untuk aspek yang ketiga ini adalah aspek yang dipertimbangkan menyangkut dampak lingkungan hidup yang ada setelah pembangunan, apakah berdampak negatif atau Positif bagi lingkungan. Dalam hal ini saya khususkan mengenai dampak terhadap tanah, air dan udara.
Pada lokasi yang pertama yaitu pada Taman Kota, dalam pembangunan ini sudah mempertimbangkan segala yang dirasa akan berdampak lingkungan, hanya saja ada sedikit kekurangan pada beberapa point yaitu mengenai saluran drainase yang kurang memadai, terkadang dalam area taman mendadak tertampung air yang cukup banyak akibat sekeliling taman dibatasi dengan beton sehingga air sulit keluar dan peresapan untuk masuk tanah pun kesusahan karena dipenuhi pavingblock. Namun untuk perbaikan kualitas udara kota taman ini cukup mempunyai andil, dengan sejumlah pohon-pohon rindang yang ada dapat dijadikan sebagai produsen oksigen yang cukup banyak untuk meminimalisir polusi udara kota.
Pada lokasi kedua yaitu di jalan Dr.Angka jika penulis menyimpulkan maka hal ini sangat disesalkan, karena dalam progam pelebaran jalan ini telah mengorbankan banyak pohon-pohon rindang yang ada di sisi kanan kiri jalan, entah mungkin karena alasan keamanan atau apa yang jelas hal ini telah mengurangi produksi oksigen untuk Kota.
Penutup ( Simpulan & Rekomendasi )
    Dari wacana yang telah diungkapkan serta analisis teori yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa :
-    Dalam pelaksanaan tujuan utama sebuah  progam atau proyek pembangunan seyogyanya juga selalu mempertimbangkan aspek-aspek lain yang mungkin akan terkena dampak secara langsung, seperti aspek ekonomi,sosial budaya dan lingkungan hidup.
-    Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memanfaatkan potensi SDA secara maksimal namun tetap ada sebuah kontinuitas dari SDA yang telah dimanfaaatkan untuk generasi selanjutnya.
-    Harus dipahami bahwa pembangunan berkelanjutan bukanlah merupakan suatu konsep tentang pentingnya lingkungan hidup
-    Pembangunan berkelanjutan bukanlah suatu konsep tentang pembangunan ekonomi semata
-    Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dalam proses pelaksanaannya memiliki etika atau attitude yang baik tentang bagaimana sebuah pembangunan itu dilaksanakan semaksimal mungkin diikuti perkembangan aspek-aspek secara keseluruhan tanpa ada dampak negatif yang ditinggalkan.

Rekomendasi
Dalam berjalannya sebuah pembangunan dalam suatu tempat haruslah dipertimbangkan secara matang dan disepakati oleh semua pihak agar dampak negatif yang ada dalam pembangunan dapat diminimalisir dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar