Senin, 28 November 2011

Kewirausahaan

Rangkaian  Proses Penjualan Kaos Fis dalam Rangka melaksanakan Tugas Makul Kewirausahaan

JUAL KAOS
                Mahasiswa diberi perkuliahan sesuai dengan jurusannya agar nantinya bisa terjun ke dunia kerja sesuai dengan kompetensinya dan sesuai dengan tujuan awal sebelum memilih dan masuk ke jurusan tertentu dalam sebuah universitas. Namun melihat begitu banyaknya mahasiswa yang lulus dengan membawa kompetensi itu nyatanya peluang yang ada di lapangan tidak bisa mengimbangi banyaknya lulusan itu, bahkan bisa dibilang sangat langka akan peluang yang ada karena untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya itu kadang dirasa sangatlah sulit. Untuk itu bagi semua mahasiswa yang sedang menempuh kuliahnya dalam jangka berapa tahun ini haruslah lebih awal mencetuskan sebuah ide cadangan sebagai alternatif lain untuk mengantisipasi jika nantinya pekerjaan yang diinginkan sejak awal itu tidak bisa didapatkan karena macam-macam kemungkinan yang ada kaitannya dengan peluang di lapangan.
                Yang akan saya lihat di sini adalah upaya dari jurusan saya sendiri yaitu Pendidikan Sosiologi antropologi FIS UNNES untuk mengantisipasi masalah-masalah yang telah disebutkan seperti di atas. Yang sudah dilakukan dari jurusan saya adalah sebuah pengupayaan pembelajaran tentang kewirausahaan. Pengupayaan ini dirangkum dalam sebuah perkuliahan kewirausahaan dengan bobot 2 sks yang diampu langsung oleh Kepala Jurusan langsung yang tidak lain adalah Bp. MS.Mustofa. M.Pd.
                Dalam berjalannya perkuliahan kewirausahaan ini dari dosen pengampu mengusulkan untuk memberikan pembelajaran praktis dalam bentuk penugasan penjualan sebuah kaos berlogokan Unnes di dada kiri dan slogan FIS Di punggung. Ada 2 macam warna dari baju yang dijual yaitu merah dan hitam. Penugasan ini bertujuan untuk agar mahasiswa bisa mengaplikasikan materi yang telah disampaikan dalam perkuliahan kewirausahaan dan juga untuk sarana mahasiswa untuk mengasah kemampuannya untuk bisa berwirausaha langsung dalam sebuah praktek berjual beli sebuah kaos.
                Untuk proses penjualan kaos-kaos tersebut kami mahasiswa rombel 2 dibagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 5 mahasiswa yang nantinya akan  bekerja sebagai tim yang saling bekerja sama dalam terlaksanannya penjualan tersebut. Untuk lebih jelas lagi perinciannya terklasifikasi dalam beberapa aspek yaitu :

A.        PANGSA PASAR
Di sini yang menjadi target penjualan kaos tersebut saya fokuskan kepada mahasiswa dan dosen FIS saja, mengingat kaos tersebut telah bertemakan FIS. Untuk mempermudah peluang pasar maka saya tentukan demikian itu.

B.      PROSES PEMASARAN
Dalam pelaksanaan Penjualan produk ini kami lebih menekankan untuk mendatangi para konsumen langsung serta menawarkannya pula tanpa harus melalui perantara pihak tertentu. Untuk sasaran pertamanya di sini adalah salah satu dosen dari jurusan saya sendiri, tidak perlu untuk saya sebutkan namanya yang jelas dalam penawaran kali ini saya tidak lupa menginformasikan bahwa adanya penjualan ini dikarenakan adannya penugasan dari mata Kuliah Kewirausahaan yang diampu oleh salah satu dosen di Jurusan. Maka setelah dosen tersebut mengetahui bahwa penjualan itu semata-mata untuk pemenuhan tugas maka dengan harga 47500 dosen tersebut tanpa pikir panjang langsung membelinya. Untuk pembeli kedua adalah berasal dari ranah mahasiswa sendiri yaitu mahasiswa dari jurusan Sejarah yang kebetulan teman kos saya, pada awalnya teman saya itu mengatakan bahwa kaos itu tidak layak jual malah dikatakan itu layak dibagi-bagi saja. Wah sungguh sebenarnya saya juga kurang trima tapi yang saya pikir hal itu merupakan hal yang wajar dilakukan oleh konsumen. Tapi setelah saya sampaikan pula bahwa itu adalah tugas maka dengan kerelaan hati dia mau membelinya dengan harga 45 ribu.
Ada juga teman saya ketika saya tawarkan justru mengatakan semisal diberikan harga 25 ribupun dia tak akan membelinya, menurutnya kaos itu sangat g nyaman dipakai melihat bahannya yang sangat cheap looking. Tapi tak apalah yang jelas dengan terjualnya 2 kaos dari kelima kaos yang ada bagi saya sudah cukup untuk menambah kemampuan saya untuk berlatih diri untuk berwirausaha.

C.      KELEMAHAN DAN KELEBIHAN PRODUK
Sebenarnya jika dikatakan sebuah produk itu lemah atau tidak itu sebelumnya disesuaikan terlebih dahulu antara kondisi produk dan harga yang ditawarkan, dalam bahasa jawa itu hendaknya sebuah barang itu “Ono rego ono rupo” yang artinya “Ada harga maka ada bentuknya”, maksudnya di sini jika sebuah produk itu mempunyai harga sekian maka kualitas produk harus menyesuaikan dengan harga yang ada dan juga tidak lupa melihat batas kewajaran. Disini yang saya lihat kaos yang ditawarkan memiliki sejumlah kelemahan diantaranya bahan yang kasar dan juga emblem yang ada terbuat dari sablonan yang sebenarnya kaos dengan model seperti itu idealnya adalah menggunakan emblem berbodir sehingga ketahanannya jauh lebih bagus ketimbang hanya sablon yang sekali dua kali setrika langsung mengelupas. Dengan kondisi seperti ini harga yang dibandrol 50 ribu dirasa sangat jauh dari kepantasan. Apalagi jika melihat bahwa kaos itu bertemakan FIS maka semakin sempit saja pangsa pasar yang ada. Padahal pada awalnya kaos yang bertemakan FIS itu adalah merupakan satu point yang dunggulkan karena baju dengan emblem seperti itu hanya dijual satu-satunya oleh kita, namun pada prakteknya di lapangan justru kita kesusahan dalam menentukan pangsa pasar karena terbatas hanya untuk kalangan FIS saja. Pada akhirnya kelebihan yang ada justru menjadi kelemahan pula, karena mungkin saja kaos itu bisa laku lagi jika slogan FISnya ditiadakan saja atau mungkin diganti dengan slogan Konservasi yang digemborkan Unnes.

D.      KENDALA-KENDALA
Kendala-Kendala yang dihadapai sebenarnya tidak terlepas dari kelemahan kaos itu sendiri dimana kualitas produk tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan, maka dari itu dalam berjalannya proses pemasaran banyak mengalami penolakan-penolakan dari para calon konsumen.

E.       KESIMPULAN
Berwirausaha bukanlah suatu usaha main-main atau hanya untung-untungan, namun dalam segala aspeknya perlu dipersiapkan dengan matang terlebih dahulu agar dalam proses pelaksanaanya lebih mantap untuk terus maju dan bertahan lebih lama untuk mencapai titik dimana pengusaha dapat mapan dan usahanya dapat berjalan dengan memiliki kontinuitas yang cukup tinggi.

2 komentar:

  1. sebenarnya ketika kita berwirausaha tidak harus dengan cara seperti itu menurut saya itu lebih memaksa walaupun tujuanya baik untuk kita sebagai mahasiswa melatih diri.

    BalasHapus
  2. sebenarnya penugasan tersebut bertujuan baik bagi mahasiswanya walaupun sedikit memaksa.

    BalasHapus